Sunday, November 27, 2011

Bertemu dengan orang yg salah

Gonjang-ganjing mengenai perceraian bukan kisah asing lagi saat ini. Hampir setiap hari saya bisa mendengar kemelut rumah tangga para selebritis. Baik yg sudah menikah di atas sepuluh tahun maupun yg baru sepuluh hari. Eh tahu-tahu beritanya sudah muncul di infotainment, kalau artis ini tiba-tiba membuat press conference atas perceraiannya. Taelah zaman ibu saya dulu, yg namanya cerai itu merupakan aib sepanjang hayat. Rasanya tak ada satu pasangan pun yg bersedia pernikahannya hancur lebur, kalau pun terjadi maka sebisa mungkin aib ini ditutupi oleh seluruh keluarga besar kedua pasangan. Siapapun yg bercerai akan menjadi bahan gunjingan yg tak berkesudahan. Tak penting siapa yg salah, apa sebab-musababnya, masyarakat tak akan peduli duduk pangkal persoalannya, karena bagi masyarakat zaman dulu, cerai sama dengan dosa besar. Melanggar norma-norma yg berlaku, melanggar adat kebiasaan, melanggar ajaran agama yg dijunjung tinggi oleh masyarakat masa itu. Sekarang semua itu kayaknya sudah hampir pudar. Cerai itu sudah semacam trend. Kalau nga cocok, ya sudah tinggal mengajukan surat cerai saja ke PA.

Kadang-kadang yg lebih miris lagi, orang tua kedua belah pihak belum tahu sama sekali, tahu-tahu berita perceraian anaknya sudah masuk di berbagai gosip selebritis. Ampun dah. Ketika orangtuanya dikonfirmasi malah bingung. Perceraian zaman sekarang memang heboh luar biasa. Hampir semua aib yg ada dibuka di media massa. Orang tua kedua belah pasti sangat malu sekali. Tapi karena cerai sudah jamak masa kini, maka meskipun aibnya terbongkar habis-habisan, tidak terlalu memberikan efek-malu. Biasa saja tuch.

Thursday, November 24, 2011

One day in your life

Melintasi perumahan ini mengingatkan saya pada seseorang. Dulu setiap pulang kerja, kami sering menghabiskan waktu makan malam di salah satu warung tenda yg ada di perumahan ini. Banyak warung tenda yg berdiri di sisi kanan jalan ini. Suasananya yg teduh dan asri membuat tempat ini menjadi lokasi warung tenda yg nyaman. Tapi kini semuanya sudah lenyap dan berganti menjadi lokasi perumahan baru yg tak kalah apik. Kini warung tenda sudah berganti menjadi bangunan permanen yg mewah dan elegan. Tak ada lagi sisa kenangan saya di sana. Tak ada lagi jejak masa lalu saya di sana bersama dia.

Thursday, November 17, 2011

From drama to drama

Saya sedang bingung mau memulai kisah saya dari mana. Sejak perpindahan saya ke Business Development Group, hampir bisa dipastikan bahwa no day without drama. Saya pun kurang tahu, apakah saya harus mensyukuri semua drama ini atau justru memakinya. Mungkin sisi baiknya, drama demi drama ini membuat saya bertumbuh pesat tentang dunia pekerjaan saya yg baru. Sisi negatifnya emosi saya up and  down kayak roller coaster. Saya sebenarnya selalu berniat untuk tetap tenang dan sabar. Setiap pagi sebelum berangkat bekerja saya mulai rajin berdoa kepada Tuhan supaya memberikan saya hikmat dan kesabaran. Tapi pada saat kejadian-kejadian konyol itu datang bertubi-tubi dan tak berhenti, saya tiba-tiba kehilangan kesabaran saya. Saya sering tak habis pikir, bagaimana mungkin pekerjaan yg sangat mendasar sekali pun tidak berjalan dengan benar. 

Wednesday, November 16, 2011

Kedai 1001 Mimpi


Saat saya sedang mencari-cari buku baru di Gramedia, mata saya tertumbuk pada buku dengan judul Kedai 1001 Mimpi. Judulnya ini membuat hati saya tergelitik untuk mengamati sampul buku yg rada kecoklatan, dengan cover Cupp of Coffee yg sangat besar. Ohlala ini pasti kisah tentang francise kopi ya, itu salah satu clue  yg muncul di benak saya. Tapi pas mata saya membaca kalimat yg ada di bagian atas tutup cangkir kopi tersebut tertulis  “kisah nyata seorang penulis yg menjadi TKI” Kali ini dahi saya menjadi berkerut, ini maksudnya apa ya? Penulis yg mencoba menjadi TKI atau seorang TKI yg setelah makan asam garam kepedihan di negeri seberang, menjadi memilih jadi penulis, yg mana ini?Halah daripada saya repot bertanya-tanya, maka saya putuskan untuk membelinya. Jadilah saya beli buku ini tertanggal 02 October 2011 di Plaza Semanggi – Jakarta.

Biasanya kalau saya suka banget sama buku tersebut, maka saya akan tenggelam seharian baca buku tersebut sampai tuntas. Tapi kali ini berbeda, meskipun saya jatuh cinta dengan buku ini tapi tampaknya saya tak bisa bener-bener menyediakan waktu khusus membacanya. Maka jadilah buku ini saya baca secara nyicil (mobil kali pake dicicil) bab demi bab. Setiap ada waktu luang, maka saya baca satu bab, dan begitu seterusnya. Butuh waktu satu bulan lebih saya baru bisa menuntaskan baca isi buku ini.

Isi buku ini ditulis dengan sangat ringan,lucu,kocak,rada nyeleneh tapi mampu menyentuh hati saya sebagai pembaca awam. Kisah yg dituturkan padahal  berat dan menyakitkan untuk dibaca atau disimak secara seksama tapi tutur kata dan cara mendeskripsikan setiap kejadian dengan cara yg ringan dan lucu membuat saya malah sering tertawa terpingkal-pingkal membaca kejadian-kejadian aneh dan konyol yg dituliskan oleh Valiant dalam buku ini. Saya sempat terkaget-kaget membaca isi buku ini. Jauh sebelum membaca buku ini saya sudah tak begitu simpati dengan orang Arab. Membaca buku ini justru semakin memperjelas dugaan  saya tentang betapa bobroknya mental orang Arab. Kenapa TKI  kita sering menjadi korban yg sangat menyedihkan ditangan orang Arab. Karena dari sononya mental orang Arab itu sudah bobrok. Menyedihkan sekali.

Icam (ikut campur)


Dulu saya suka khawatir kalau seseorang tiba-tiba jutek melihat saya. Dan saya resah mencari-cari apa salah saya sampai dia jutek ke  saya. Tapi sekarang saya belajar bahwa kadang-kadang seseorang jutek itu karena dia mengalami masalah. Belum tentu dia kesal sama saya. Maka saya pun sekarang belajar cuek dengan masalah orang lain. Saya tak ingin pusing mencari-cari ada apa dengan saya. Santai saja.

Saya lebih rileks menghadapi setiap tingkah laku orang lain. Kalau mereka tak ingin diajak bicara saya biasanya memilih cuek saja. Dan saya memilih tidak terlalu asyik berhahahihi dengan setiap orang. Saya cukup senyum saja tanpa basa-basi yg panjang dan membosankan. Saya lebih suka menghabiskan waktu mengurusi hal-hal penting yg lain dibandingkan pusing dengan berbagai masalah yg belum tentu juntrungannya. Hidup dibikin mudah saja.

Kadang-kadang ada tipikal teman atau sahabat yg mau dikasih saran dan diberi nasehat. Tapi ada yg kesal dan marah, seolah-olah kog kita kayak guru saja ya. Maka biasanya saya sekarang belajar untuk tidak mau mengurusi kehidupan orang lain. Mau dia lagi pusing keg, mau dia lagi ada kasus keg, saya pilih nga icam (ikut campur). Pilih menarik diri saja. Kalau dia butuh dan memang dia datang minta sarang dan nasehat ya berikan saja nasehat dan saran yg menurut saya perlu dan penting, selebihnya silakan putuskan sendiri. Kadang-kadang kalau terlalu banyak terlibat juga hidup saya ikutan rumit bin ruwet. Jadi lebih baik sesuai porsi sajalah. Saya lebih damai dengan cara seperti itu. Beh yg punya pengalaman gado-gado hahahaha...Ayak-ayak wae

Monday, November 14, 2011

Philippine Jeepney

Saat saya berkunjung ke Filipina, maka transportasi yg paling unik menurut saya adalah Jeepney. Jeepney adalah transportasi umum yg banyak digunakan di seluruh kota Manila. Bentuknya sangat unik, mirip kayak mobil Jeep zaman dulu, tapi dimodifikasi dan diberikan graffiti yg sangat menarik. Warnanya serba cerah membuat Jeepney terlihat sangat unik dari kejauhan. Apalagi kalau dipotret, makin terlihat unik.




Plafonnya yg sangat pendek membuat penumpang tak akan bisa berdiri bergelantungan seperti Kopaja atau Metro Mini yg ada di Jakarta. Karena plafonnya yg pendek membuat penumpang harus duduk. Dan yg tak kalah menarik adalah tidak ada kondektur sama sekali. Supirnya sekaligus yg mengutip ongkos dari penumpang. Setiap kali penumpang naik, mereka akan dengan sangat teratur bergeser sampai ke ujung banget dan memberikan tempat kepada penumpang yg naik. Kayaknya nga ribet kayak di Jakarta. Saat sudah naik pun, penumpang dengan tertib menyebutkan daerah tujuannya dan menyerahkan uang ke supirnya. Biasanya yg duduk paling belakang akan memberikannya uangnya sambil menerangkan lokasi dia turun dan menyerahkan uang ini secara estafet ke penumpang yg duduk di dekat supir. Anehnya sang supir pun dengan  tenang menyerahkan uang kembaliannya ke penumpang sesuai tujuan masing-masing. Tampaknya sang supir tidak pernah pusing, apakah penumpang itu beneran turun di lokasi yg disebutkan. Pokoknya ongkos dibayar sesuai daerah tujuan saja. Tidak ada penjelasan lebih lanjut. Saling percaya saja. Sedap. Saya sampai terkagum-kagum melihatnya. Kog bisa tertib sekali ya. Sejauh pengamatan saya, tak ada satu penumpang pun yg lupa bayar. Mereka kelihatan tenang dan tidak grasak-grusuk seperti orang Jakarta.



Malah sekali waktu, saya pernah lupa bayar. Karena asyik clingak-clinguk melihat area yg dicari, eh tahu-tahu udah sampai. Kalau saya bayar dengan uang yg besar sementara saya berada ditengah jalan,ada 2 masalah yg saya alami. Tidak mungkin dapat uang kembalian, padahal uang saya besar dan tak punya recehan. Atau karena di tengah jalan,  malah bisa-bisa  saya yg ditubruk kendaraan lainnya. Maka tanpa pikir panjang, saya ngeloyor kabur hahaha. Bener-bener kacau banget. Tapi penumpang yg lain santai saja itu, nga ada yg sadar kalau saya belum bayar termasuk sang supir tapi tentu Tuhan tahulah saya belum bayar hahaha. Coba kalau di Jakarta begitu, bisa dikejar-kejar kondektur kali ya hahaha. Pengalaman saya kalau naik Kopaja atau Metro Mini, malah kondekturnya suka menagih ongkos itu sampai 2X, bikin kita pasang muka manyun aja deh.(Dalam hati masak nga ingat sih tadi gue udah bayar tahu hahaha. Padahal kondekturnya juga susahlah ngingatin wajah penumpang satu per satu hahaha. Guenya aja yg gampang bete hahaha)



Okay back to the topic. Nah kalau kamu-kamu punya niatan ke Manila, jangan lupa ya mencoba naik Jeepney. Ini bisa menjadi pengalaman yg menyenangkan.  Saya selama mencoba naik Jeepney, harus rajin mencatat daerah tujuan dengan cara yg benar. Dan pastikan saat mau naik Jeepney ini bertanya ulang ke supir bahwa Jeepney itu benar membawa kamu ke tujuan yg kamu inginkan. Soalnya saya pernah sudah bener naik Jeepney dengan sign yg sesuai tertulis di Jeepney tapi tetap saja salah. Ternyata walaupun signnya sama tidak berarti selalu membawa kita ke tujuan yg dimaksud. Mereka terkadang merubah daerah lintasannya. Tapi tidak semua begitu sih. Lebih banyak yg sesuai dengan sign yg sudah tertulis di Jeepney itu. Tapi buat jaga-jaga, supaya kamu nga nyasar,  lebih baik saya ingatkan ya. Bisa terjadi juga hal yg seperti itu. Belum lagi menyebutkan nama daerah tujuan itu semuanya berbau nama Spanyol, alamak serasa kayak di Spanyol atau di Mexico saja. Coba, namanya aja pakai STA CRUZ – LIBERTAD hehehe. Btw buat saya pribadi semuanya serbamenyenangkan karena serbabaru,serbaunik dan serbamenegangkan. Semua kejadian-kejadian konyol selama naik Jeepney memperkaya wawasan dan pengalaman saya tentang dunia transportasi di Manila. I miss Manila a lot.






nuchan@102011
Philippine Jeepney

Saturday, November 12, 2011

Kota tua bersejarah Intramuros Manila


Mengunjungi Manila tanpa menyusuri kota tua Intramuros tampaknya kurang afdol. Bagian terbaik dari kota Manila untuk dinikmati dengan berjalan kaki adalah Intramuros. Betapa kota ini masih merawat dan menjaga kota masa lalu yg penuh sejarah ini dengan sangat baik. Saya terpesona dengan  bangunan-bangunan tua yg arsitekturnya mengingatkan saya pada penjajahan Spanyol atas kota ini. Tak heran bila sepanjang jalan menyusuri kota ini kita menemukan nama-nama yg berbau Spanyol.




Thursday, November 10, 2011

Pijat memang nikmat

Sudah seminggu rasanya badan saya sakit semuanya. Tapi cenderung saya anggap angin lalu. Dan karena sering kelelahan,  pulang malam serta makan yg kurang teratur membuat tubuh saya lemah tak berdaya. Hari ini saya niatkan untuk pijat refleksi di seluruh tubuh saya. Jadilah pukul 5 sore, saya sudah berkemas mau pulang saja. Tapi saat mau permisi pulang tiba-tiba terlihat atasan saya bertanya ini  dan itu seputar hasil angket. Memang seluruh hasil angket sudah saya buatkan grafiknya dan sudah saya kirimkan via email ke semua PIC terkait.

Saya pikir kalau sudah dibuatkan grafiknya pasti mereka akan paham artinya. Tapi ternyata atasan saya meminta saya untuk membuat konklusi atas angket tersebut. Dan dituliskan disetiap grafik apa opini saya. Lalu saya coba jelaskan secara lisan semuanya. Untung dia berbaik hati bilang begini : Besok bisa kamu tuliskan saja di setiap grafik ya. Saya jawab : Baik, pak.

Saya lirik jam tangan saya sudah menunjukkan pukul 18:00. Tanpa menunggu lama-lama lagi, saya langsung kabur menuju rumah pijat yg tak jauh dari lokasi kantor saya. Saya perhatikan pintu utama rumah pijat sangat sepi sekali, bagus juga ya, setidaknya saya tak perlu menunggu untuk segera dilayani. Saya buru-buru naik ke lantai 2 gedung tersebut, dan bener banget sepi, cuma ada satu pengunjung saja yg masih dipijat. Bagus. Saya pun bersiap-siap mengganti celana panjang saya dengan celana pendek.

Kaki saya direndam di air hangat sekitar lima menit, kemudian di lap pakai handuk kecil. Seluruh telapak kaki saya dipijat, yg ada muncul rasa sakit yg luar biasa. Bolak-balik saya meringgis menahan  kesakitan. Ampun dah. Katanya tubuh saya semuanya kaku banget. Setiap kali dipijat rasanya urat syaraf saya semuanya tegang banget. Yah yah saya baru sadar bahwa saya sudah jarang berenang dan jarang juga berolah raga, sehingga urat syaraf saya kaku semuanya dan kepala saya gampang pusing juga.

Pijat ini memang menyakitkan tapi sekaligus menimbulkan sensasi yg menyenangkang. Saat dipijat memang sakit sekali, sesudah dipijat kepala terasa ringan dan urat syarat lebih rileks. Tapi saya yakin banget ini hanya sensasi sesaat saja. Kalau saya tetap dengan pola kerja yg sama dan tidak berusaha berolah raga rutin, maka badan saya akan menjadi sakit dan kaku kembali.

Setelah seluruh kaki dan tangan saya selesai dipijat, si abang tukang pijat tanya ke saya, punggungnya mau dipijat juga nga pakai cream? Saya jawab : Dipijat tapi nga usah pakai cream ya. Supaya saya tak perlu membuka punggung saya. Meskipun punggung saya terasa sakit dan kaku sekali tapi saya pilih pijat biasa saja lah. Tapi setelah dicoba pijat tanpa pakai cream, kog rasanya sakit juga ya. Dan rasanya nanggung banget. Tukang pijat tanya lagi : mau dikasih cream saja nga? Saya akhirnya menyerah sajalah. Yah udah dikasih cream juga bolehlah. Jadilah saya harus membuka punggung saya dan dilapisi handuk kecil. Seluruh punggung saya dipijat pakai cream,ohlala punggung saya kayak ditusuk-tusuk jarum saking sakitnya. sang pemijat bilang punggung saya merah semuanya. Pasti masuk angin katanya. Yah, saat ini saya tak terlalu peduli dengan rasa malu lagi. Saya hanya pengen punggung saya yg kaku banget itu dipijat sampai lentur dan lemas banget. Saya biarkan sang tukang pijat, memijat dengan kencang seluruh punggung saya. Ampun sakitnya, saya sampai meringgis kesakitan. Tapi saya tetap membiarkan dia menjelajah seluruh punggung saya, sampai seluruh punggung saya terasa ringan. Alhasil seluruh punggung saya merah berbaret2 karena masuk angin. Rasa sakit karena saat dipijat menimbulkan sakit yg sulit saya sebutkan membuat saya kehilangan rasa malu saat dia membuka punggung saya. Yg timbul dibenak saya adalah rasa sakit ditubuh saya dan di kepala saya secepatnya sembuh dan hilang.  Rasa sakit yg tak karuan sudah mengalahkan rasa malu saya. Pijat memang nikmat sekali. Tapi mungkin lebih nikmat lagi kalau saya bisa menjaga kondisi tubuh saya tetap fit dan segar.

nuchan@11-2011
Pijat pijat.. Sakit tapi nikmat.

Tuesday, November 8, 2011

Life is beautiful indeed


Saya hanya pengen ngomong : Life is beautiful indeed.
Sejak saya dimutasikan ke departemen yang baru di Business Development Group, saya menemukan irama kerja, cara kerja yg baru dan unik, tingkat pemahaman terhadap berbagai  karakter orang pun harus ditingkatkan. Setiap hari saya mendapatkan kejutan-kejutan yg luar biasa. Entah itu kejutan menyenangkan atau kejutan yg cenderung mematikan. Entahlah. Semua serbaunik dan mendebarkan.

Mulai dari irama kerja yg cenderung fluktuasinya sangat tinggi. Kayak main Yoyo aja. Tahu nga permainan Yoyo? Sekali dihentak ke bawah dan nantinya melenting sampai ke atas, begitu terus menerus tanpa henti. Jadi bisa dibayangkan tho? Saya mendapati irama kerja yg membuat saya seperti bermain roller coaster. Kayaknya ini bagus buat olah raga jantung saya hehehe.

Saya seperti menari di tengah hujan saat memulai pekerjaan. Dalam waktu yg bersamaan pimpinan puncak saya membuat keputusan yg spektakuler. Target penjualan dipaksa naik sampai 5X-10X lipat dari kondisi penjualan saat ini. Buat saya pribadi sih sah-sah saja buat target yg spektakuler. Sepanjang strategi bisnis, ide-ide yg memungkinkan mencapai target tersebut sudah diolah dan berbagai marketing tools (serba-serbi promosi penjualannya) sudah ada dan dana untuk persiapan promosi tersebut sudah ada, buat saya sih tidak masalah.

Posisi saya sebagai orang baru, membuat saya harus berjibaku memahami semua informasi yg masuk saat ini ke meja saya. Dan yg membuat pekerjaan ini sangat unik adalah saya tidak dibekali informasi yg cukup untuk menganalisa keadaan yg terjadi saat ini. Pokoknya saya diajak meeting, lalu pimpinan puncak membuat perjanjian dan kesepakatan baru dengan pihak bagian penjualan untuk meluncurkan produk baru. Dan segala persiapan yg sudah disepakati saat meluncurkan produk baru ini harus saya follow up dan memastikan semua deadline yg sudah disepakati ini tidak boleh gagal. Sedap!

Aneh bin ajaib, tapi itu fakta yg ada. Saya memang baru di bidang ini tapi memang sudah punya pengalaman di bidang lain. Jadi mungkin dalam alam pikiran mereka, saya sebenarnya tak perlu training khusus, langsung saja terjun di lapangan, ya kayak OJT (On the Job Training) kali ya. Alamak bagus bener ya. Nikmat buat mereka, tapi sengsara buat saya.

Setiap kali menyelesaikan sebuah proses, saya harus tanya sana-sini, siapa yg bertanggung jawab dengan proses ini dan proses itu. Ternyata PIC  di setiap negara itu berbeda-beda.  Gila. Berhubungan dengan berbagai negara tapi  nga jelas siapa yg jadi 窓口 (Contact Person) yg harus menjadi pusat informasinya. Saya kirim email ke si A, eh dijawab bukan saya yg menangani ini. Lalu disarankan ke si B. Kirim ke si B, eh jawabnya maaf saya hanya punya project B saja, sementara Project A dan C bukan saya.  Lalu siapa yah? Birokrasi yg semwarut bikin kepala mumet. Gila. Saya pikir hanya birokrasi di Indonesia aja yg superruwet, ohlala ternyata perusahaan Jepang juga tak kalah ruwet ya. Cape deh.Mungkin kalau nga mau ikutan gila dan semrawut, saya harus buat skema dan matriks PIC di setiap negara, lalu kirimkan ke semua PIC ini. Ampun dah.

Gender atau tidak?

Pagi ini dengan tergopoh-gopoh, saya harus ikutan web-meeting dengan atasan saya. Mungkin jadwalnya sudah direncanakan tapi saya baru tahu pagi ini. Meeting kali ini melibatkan 3 group. Sales Company, Factory dan Business Development Group Japan. Meeting beginian sering bikin mumet bin ribet, karena wajah para peserta hanya terlihat setengah wajah saja, peserta yg lainnya tak terlihat di layar tapi terdengar suaranya. Wow menarik bukan? Saya sering bingung dengan jumlah peserta dan siapa saja yg hadir diseberang sana. Dengar suaranya tapi nga kenal wajahnya secara jelas. Tapi mungkin di situ seninya meeting via web. Kenal suara tapi tak kenal wajahnya.

Pagi ini sebenarnya, meeting perdana saya yg melibatkan 3 group. Sebelumnya saya pernah web-meeting dengan pihak BDG Japan saja. Nah uniknya meeting kali ini melibatkan semua PIC di BDG Japan. Jadilah masing-masing PIC berebut pengen menampilkan wajahnya. Karena layar monitor yg tersedia hanya mampu memperlihatkan wajah satu atau dua orang saja. Hebohnya para PIC di Japan sana menampilkan wajahnya dengan suara tawa yg riang gembira membuat saya bingung dan bertanya-tanya ke atasan saya. Kenapa mereka terlihat ceria sekali dan berebut menampilkan wajahnya di layar? Atasan saya geleng-geleng kepala kurang paham apa sebab musababnya.

Tapi setelah meeting berjalan saya baru sadar dari semua peserta yg hadir hari ini, 2 orang dari perusahaan saya, saya dan atasan saya, 5 orang  dari sales company di tempat yg berbeda dengan saya dan 5 orang juga dari BDG Japan. Semua peserta adalah pria kecuali saya satu-satunya wanita di sini. Itu mungkin sebabnya mereka terlihat exciting dan terkesan tidak garing banget meetingnya karena ada sosok perempuan. Atau mereka kaget dan tak percaya ada wanita yg ikutan meeting di sini. Berbagai hal muncul di otak saya. Apakah ini masih terkait gender juga, entahlah. Atau sekedar exciting saja karena paling tidak, otak jadi fresh kalau perempuan hadir di tengah-tengah pria. Betul tidak?

nuchan@2011
isu gender masih kental