Monday, June 15, 2015

Truly Freedom..Bangkok I am coming

Sudah beberapa kali saya berlibur ke Negara Gajah Putih ini, tapi saya tak pernah tahu dan bahkan tak menyadari bahwa negeri ini adalah salah satu negeri yg menganut paham kebebasan yg sesungguhnya. Saya sering mendengar bahwa salah satu atraksi yg sangat terkenal di sini adalah Lady Boy Show. Anda belum mampir ke negeri Gajah Putih ini, kalau anda belum menonton Lady Boy Show katanya.

Saya hanya mendengar cerita dari mulut ke mulut ttg kisah Lady Boy ini. Masing-masing orang akan memiliki reaksi yg berbeda dengan Lady Boy Show ini. Ada yg kagum karena kecantikan para Lady Boy ini yg tak kalah cantik dari wanita sesungguhnya. Ada juga yg agak sinis karena dianggap menyalahi kodratnya. Ada yg cuek-bebek saja.

Mei 2015 yg lalu, saya mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke Bangkok dalam rangka perjalanan bisnis. Setelah beberapa tahun berlalu saya pikir tidak ada yg berubah signifikan dari suasana kemacetan di Bangkok. Tapi Bangkok masih jauh lebih baik karena memiliki BTS, Subway dan Bangkok Commuter Rail. Jadi kalau tak ingin macet, masih ada pilihan menggunakan BTS atau Subway atau train dalam kota.

Tapi karena kali ini dalam rangka bisnis maka saya hanya bisa  menikmati kemacetan dalam kota. Saya diantar-jemput dengan mobil perusahaan.  Dan saya bisa menikmati jalan tol yg bener-bener jalan tol, karena jalan tol di Bangkok tidak macet kayak di Jakarta. Sudah bayar uang tol tapi tetap macet. Bener-bener miris banget.

Mobil kami melaju dari Grand Tower Inn Sukhumvit 55 menuju Chonburi Industrial Park. Suasana pagi di tengah kota Bangkok sama seperti di Jakarta, dipenuhi mobil dan motor yg melaju ditengah kota menuju lokasi kerja masing-masing. Ramai dan terkadang macet. Tapi begitu masuk jalan tol, maka semuanya menjadi lancar, dari Bangkok ke Chonburi hanya butuh waktu sekitar 40 menit saja. Tidak perlu stress dan ngedumel.

Tiba di kantor yg di Chonburi,  saya masih harus say hello dengan beberapa staff dan petinggi di sana. Saya menunggu di ruang meeting. Hari pertama saya dikagetkan salah satu GM yg ada di sana ternyata orang Indonesia tetapi sudah memilih menjadi warga Negara Jepang. Saya sangat kaget, karena tak terpikir oleh saya bahwa ada orang Indonesia yg memilih pindah warna Negara Jepang. Kalau pindah menjadi warga Negara Amerika sih banyak dengar yah. Ini baru pertama kali saya dengar. Cukup kaget.

Singkat cerita saya bertemu dengan staff local yg memang asli orang Thailand, mereka punya wajah cenderung mirip dengan orang Indonesia atau orang Filipina. Jadi tidak kaget sama sekali. Meskipun secara khusus kita bisa merasa bahwa mereka punya ciri khusus sebagai orang Thailand.  Saya secara pribadi menyukai keramahan mereka semua.

Selama ini saya mengenal Thailand hanya melalui sisi informal artinya hanya perjalanan pribadi, sehingga